
Otobandung – Keselamatan dalam berkendara tentu menjadi idaman siapa pun. Ingin mewujudkannya? Cobalah menerapkan berbagai teknik defensive driving.
Sekarang kondisi jalan semakin padat. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi. Namun, ada fakta menarik di baliknya. Menurut data dari Korlantas Polri tahun 2003 dan 2012, usia produktif menjadi penyumbang korban kecelakaan lalu lintas terbesar. Kisarannya dari umur 17 sampai 40 tahun.
Fakta itu tidak terjadi tanpa sebab. Diyakini di rentang usia tersebut, pengemudi masih rawan emosi di jalan sehingga cara berkendara menjadi agresif. Itulah yang akhirnya memicu kecelakaan.
Padahal, agar risiko terkena kecelakaan di jalan menjadi lebih kecil, kebiasaan berkendara agresif perlu dikurangi. Justru kemampuan defensive riding perlu dikuasai.
Secara garis besar, defensive riding merupakan teknik mengemudi yang memungkinkan untuk menjaga diri dari potensi kecelakaan akibat kondisi sekitar seperti pengendara lain yang ceroboh, pengemudi mabuk, atau karena cuaca yang buruk. Teknik mengemudi ini menjadi langkah antisipasi agar tidak tertimpa kecelakaan lalu lintas.
Untuk bisa menerapkannya, pengemudi harus memegang nilai-nilai khusus di jalan raya. Hal yang paling utama adalah kesadaran untuk mau berbagi dengan pihak lain di jalan. Pengemudi mesti menyadari bahwa jalan merupakan milik umum, sehingga mau menghormati orang lain mulai dari pengendara lain, pejalan kaki, bahkan penyeberang jalan.
Selain itu, pengemudi harus mau menekan emosi di jalan. Jangan sampai mudah naik pitam di jalan karena perilaku pengendara lain. Justru lebih baik memiliki kemauan untuk mengalah karena lebih mendukung keselamatan berkendara. Tidak ada salahnya menunggu beberapa detik namun perjalanan menjadi aman.
Prinsip lain dalam defensive riding yang tak kalah penting adalah cermat mengamati kondisi sekitar. Pengemudi disarankan untuk selalu melihat situasi di jalanan. Hal ini akan memastikan manuver yang dilakukan selalu aman. Namun, lebih dari itu, keselamatan berkendara akan terjaga.
KIAT MENERAPKAN DEFENSIVE RIDING
Setelah tahu manfaat menerapkan defensive riding, selanjutnya pengemudi bisa mempraktikkan di jalan. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menerapkannya.
Pertama, kenali dulu dinamika kendaraan. Ini dimaksudkan bahwa pengemudi tahu dampak dari sejumlah langkah yang dilakukan di mobil. Misal paham apa yang akan terjadi ketika melakukan akselerasi, menikung, ataupun mengerem kendaraannya.
Contoh yang lebih konkret adalah pengemudi tahu benar dampak menginjak pedal gas dengan kuat secara tiba-tiba. Ketika itu dilakukan, ban mobil bisa selip dan laju kendaraan tidak terkontrol. Karena mengetahuinya, pengemudi akhirnya tidak melakukannya.
Selanjutnya pengemudi bisa mematok jarak aman dengan kendaraan lain. Disarankan untuk memakai aturan 3 detik untuk menetapkan jarak saat melaju dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam. Mengapa 3 detik? Karena jarak waktu itu akan menciptakan jarak cukup jauh yang memberi ruang pengereman ketika kendaraan di depan tiba-tiba berhenti.
Cara mempraktikkannya, manfaatkanlah benda mati di sekitar jalan sebagai patokan jarak dengan kendaraan di depan. Hitung waktu saat kendaraan di depan melewati benda yang dijadikan patokan. Supaya aman, jarak waktunya minimal harus tiga detik dari saat kendaraan di depan melintasi patokan sampai Anda melalui tempat yang sama.
Selain itu, pengemudi dituntut untuk terus memerhatikan kondisi sekitar saat mengemudi. Lihatlah kanan kiri sebelum bermanuver. Jangan ragu untuk mengulangi pengamatan hingga lebih dari sekali untuk memastikan.
Disarankan jangan mengansumsikan gerakan kendaraan lain. Misal ketika hendak memutar balik, jangan langsung menganggap mobil lain pasti berhenti dan memberi jalan. Lebih baik diamati dulu sebentar sebelum berputar.
Pengemudi wajib pula memerhatikan blind spot atau titik buta. Ini adalah area yang tidak terjangkau oleh penglihatan pengemudi baik melalui kaca depan atau spion. Pertimbangkanlah kondisi area tersebut sebelum bergerak.
Ada tips simpel untuk melakukannya. Pengemudi dapat membuat lingkaran imajiner (safe bubble) di sekitar kendaraannya. Caranya dengan mengecek spion setiap 5-8 detik sekali, terutama sebelum melakukan manuver.
Defensive driving dilengkapi dengan konsentrasi mengemudi. Hilangkan sejumlah hal yang mengganggu fokus di jalan. Contoh yang paling mudah adalah jangan menggunakan ponsel sambil menyetir.
Lakukanlah semua hal itu, maka defensive driving sudah diterapkan. Untuk melengkapinya, pastikan ban kendaraan selalu dalam kondisi prima. Guna memperoleh jaminan, gunakan ban berkualitas seperti ban Dunlop. Bahan berkualitas dan teknologi spesial dalam pembuatan menjamin ban Dunlop mampu terus menampilkan performa terbaik di jalan.
Sumber : dunlop.co.id